Selasa, 21 Oktober 2008

FISIOLOGI (SEL)


FISIOLOGI HEWAN AIR
SEL

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti baik secara struktural maupun fungsional. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.

Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme namun juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

Prokariota adalah organisme yang tidak memiliki nuklei dan membran untuk menyimpan bahan-bahan genetika (berbeda sekali dengan organisme Eukariota yang memiliki nuklei dan membran pada inti selnya, sehingga bahan-bahan genetikanya terkumpul di nuklei tersebut) dan pada umumnya merupakan organisme uniselular (tapi pada beberapa kasus, ada juga organisme prokariota yang multiselular). Kebanyakan prokariota adalah bakteri.

Eukariota (berasal dari bahasa Yunani "eu" yang artinya "baik", dan "karyon" yang artinya menunjuk pada nuklei sel) adalah organisme dengan sel kompleks, di mana bahan-bahan genetika disusun menjadi nuklei yang terikat membran. Eukariota termasuk hewan, tumbuhan, dan jamur—yang kebanyakan multiselular—serta berbagai kelompok lainnya yang diklasifikasikan secara kolektif sebagai protista (banyak di antaranya uniselular).

Sel selaput penyusun umbi bawang bombay (Allium cepa). Tampak dinding sel dan inti sel (berupa noktah di dalam setiap 'ruang'). Perbesaran 400 kali.

Perbedaan Sel Tumbuhan & Hewan

1. Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.
2. Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
3. Mempunyai bentuk yang tetap.
4. Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
5. Mempunyai dinding sel.
6. Tidak mempunyai dinding sel.
7. Mempunyai klorofil.
8. Tidak mempunyai klorofil.
9. Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar.
10. Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan).
11. Menyimpan tenaga dalam bentuk biji (granul) kanji.
12. Menyimpan makanan dalam bentuk biji (granul) glikogen.
13. Tidak Mempunyai sentrosom.
14. Mempunyai sentrosom.


Stuktur Sel
Secara umum setiap sel memiliki
- Membran sel/plasma,
- Sitoplasma, dan
- Inti sel atau nukleus.

Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Pada membran sel terjadi proses difusi. Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah.
Membran sel/plasma terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan pinggiran yang terbentuk dari protein dan lapisan tengah yang tersusun atas fosfolipida. Fosfolipida mengandung dua rantai asam lemak yang berikatan dengan dua dari tiga karbon molekul glisorel. Rantai asam lemak bersifat hidrofobi, sedangkan gliserol bersifat hidrofili.
Fungsi Membran sel
1. Tempat terjadinya beberapa reaksi kimia
2. Pengatur gerakan materi yang masuk dan keluar sel
3. Pemindah sinyal dan informasi antara lingkungan dan dalam sel.
4. Merupakan bagian penting bagi transfer energi dan sistem penyimpanan

Inti Sel (Nukleus)
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Pada umumnya sel makhluk hidup mempunyai satu inti, namun ada spesies yan mempunyai inti lebih dari satu. Sel tersebut dinamakan sel senositik.

Intisel mengandung nukleolus (anak inti) dan matriks yang disebut juga dengan nukleoplasma. Matriks ini dibatasi oleh selubung inti/memban inti yang merupakan membran rangkap. Secara garis besar, membran inti terdiri atas tiga bagian, yaitu membran luar, ruang perinuklear, dan membran dalam. Membran luar dari nukleus berkesinambungan dengan retikulum endoplasma (RE) kasar dan bertaburan dengan ribosom. Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi membran. Pori nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada membran nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol. Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan untuk sintesis protein.

Matriks tersusun atas molekul asam inti (DNA & RNA) dan protein inti (nukleoprotein). Di dalam matriks juga terdapat jaringan benang kromatin yang mengandung substansi genetik, yaitu DNA. Pada saat pembelahan inti, jaringan benang kromatin akan berubah menjadi beberapa pasang benang-benang pendek yang dikenal dengan kromosom. Seperti halnya benang kromatin, maka kromosom mengandung DNA. Olehnya itu, kromosom juga disebut sebagai benang pembawa sifat keturunan atau sifat yang diwariskan.

Nukleolus (nukleoli) tidak mempunyai membran. Fungsi nukleolus adalah sebagai tempat sintesis nukleoplasma dan RNA ribosom. DNA dan RNA ribosom berfungsi pada sintesis protein yang menyusun enzim untuk keperluan kegiatan-kegiatan sel.
Fungsi utama nukleus adalah :
- Untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.
- Untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein,
- Sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA,
- Serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

Nukleus merupakan organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih detil oleh ahli botani Skotlandia, Robert Brown pada tahun 1831.

Sitoplasma (Plasma Sel)
Merupakan plasma yang terdapat di dalam sel dan di luar nukleus atau dengan kata lain sitoplasma merupakan plasma yang terletak di antara membran plasma dan nukleus.

Sitoplasma dapat dibagi atas dua bagian, yaitu matriks yang disebut dengan sitosol dan berbagai macam organel. Sitosol merupakan substansi koloid. Air yang merupakan zat pelarut adalah komponen terbesar dari sitosol sehingga di dalam sitosol mudah terjadi reaksi kimia. Isi tidak larut sitoplasma termasuk organel dan sitoskeleton. Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.

Organel Sel
Struktur dengan ukuran mikro yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
1. Retikulum Endoplasma
adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).

Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplasma. Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.

Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
1. RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.

2. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.

3. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.

Dengan Kata lain bahwa RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
2. Ribosom
Ribosom ialah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.

3. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
4. Badan Golgi
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Permukaan badan golgi dibagi menjadi 2 yaitu cis-face dan trans-face. cis-face berhadapan langsung dengan retikulum endoplasma.


Skema transpor di dalam badan Golgi. 1. Vesikel retikulum endoplasma, 2. Vesikel eksositosis, 3. Sisterna, 4. Membran sel, 5. Vesikel sekresi.
Fungsi badan golgi:
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain
Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun dari clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan memutusnya.
COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae. beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.
COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.
terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam golongan GTP-ase. protein Rab memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan pada penggabungan membran.
5. Lisosom
Lisosom mencerna materi yang dimasukkan kedalam sel dan mendaur ulang materi dari pembuangan intraseluler. Selama fagositosis, sel mengurung makanan dalam vakuola. Vakuola makanan dan lisosom dan enzym hidrolitik mencerna makanan tersebut. Setelah hidrolisis, gula sederhana, asam amino dan monomer lain melewati membran lisosom untuk menuju ke dalam sitosol sebagai nutrien untuk sel tersebut. Dengan proses autofagi, lisosom mendaur ulang kandungan molekuler organel. RE dan Golgi umumnya bekerjasama dalam memproduksi lisosom yang mengandung enzym aktif.

Tidak ada komentar: