Selasa, 21 Oktober 2008

FISIOLOGI (SEL)


FISIOLOGI HEWAN AIR
SEL

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti baik secara struktural maupun fungsional. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.

Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme namun juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

Prokariota adalah organisme yang tidak memiliki nuklei dan membran untuk menyimpan bahan-bahan genetika (berbeda sekali dengan organisme Eukariota yang memiliki nuklei dan membran pada inti selnya, sehingga bahan-bahan genetikanya terkumpul di nuklei tersebut) dan pada umumnya merupakan organisme uniselular (tapi pada beberapa kasus, ada juga organisme prokariota yang multiselular). Kebanyakan prokariota adalah bakteri.

Eukariota (berasal dari bahasa Yunani "eu" yang artinya "baik", dan "karyon" yang artinya menunjuk pada nuklei sel) adalah organisme dengan sel kompleks, di mana bahan-bahan genetika disusun menjadi nuklei yang terikat membran. Eukariota termasuk hewan, tumbuhan, dan jamur—yang kebanyakan multiselular—serta berbagai kelompok lainnya yang diklasifikasikan secara kolektif sebagai protista (banyak di antaranya uniselular).

Sel selaput penyusun umbi bawang bombay (Allium cepa). Tampak dinding sel dan inti sel (berupa noktah di dalam setiap 'ruang'). Perbesaran 400 kali.

Perbedaan Sel Tumbuhan & Hewan

1. Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.
2. Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
3. Mempunyai bentuk yang tetap.
4. Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
5. Mempunyai dinding sel.
6. Tidak mempunyai dinding sel.
7. Mempunyai klorofil.
8. Tidak mempunyai klorofil.
9. Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar.
10. Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan).
11. Menyimpan tenaga dalam bentuk biji (granul) kanji.
12. Menyimpan makanan dalam bentuk biji (granul) glikogen.
13. Tidak Mempunyai sentrosom.
14. Mempunyai sentrosom.


Stuktur Sel
Secara umum setiap sel memiliki
- Membran sel/plasma,
- Sitoplasma, dan
- Inti sel atau nukleus.

Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Pada membran sel terjadi proses difusi. Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah.
Membran sel/plasma terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan pinggiran yang terbentuk dari protein dan lapisan tengah yang tersusun atas fosfolipida. Fosfolipida mengandung dua rantai asam lemak yang berikatan dengan dua dari tiga karbon molekul glisorel. Rantai asam lemak bersifat hidrofobi, sedangkan gliserol bersifat hidrofili.
Fungsi Membran sel
1. Tempat terjadinya beberapa reaksi kimia
2. Pengatur gerakan materi yang masuk dan keluar sel
3. Pemindah sinyal dan informasi antara lingkungan dan dalam sel.
4. Merupakan bagian penting bagi transfer energi dan sistem penyimpanan

Inti Sel (Nukleus)
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Pada umumnya sel makhluk hidup mempunyai satu inti, namun ada spesies yan mempunyai inti lebih dari satu. Sel tersebut dinamakan sel senositik.

Intisel mengandung nukleolus (anak inti) dan matriks yang disebut juga dengan nukleoplasma. Matriks ini dibatasi oleh selubung inti/memban inti yang merupakan membran rangkap. Secara garis besar, membran inti terdiri atas tiga bagian, yaitu membran luar, ruang perinuklear, dan membran dalam. Membran luar dari nukleus berkesinambungan dengan retikulum endoplasma (RE) kasar dan bertaburan dengan ribosom. Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi membran. Pori nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada membran nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol. Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan untuk sintesis protein.

Matriks tersusun atas molekul asam inti (DNA & RNA) dan protein inti (nukleoprotein). Di dalam matriks juga terdapat jaringan benang kromatin yang mengandung substansi genetik, yaitu DNA. Pada saat pembelahan inti, jaringan benang kromatin akan berubah menjadi beberapa pasang benang-benang pendek yang dikenal dengan kromosom. Seperti halnya benang kromatin, maka kromosom mengandung DNA. Olehnya itu, kromosom juga disebut sebagai benang pembawa sifat keturunan atau sifat yang diwariskan.

Nukleolus (nukleoli) tidak mempunyai membran. Fungsi nukleolus adalah sebagai tempat sintesis nukleoplasma dan RNA ribosom. DNA dan RNA ribosom berfungsi pada sintesis protein yang menyusun enzim untuk keperluan kegiatan-kegiatan sel.
Fungsi utama nukleus adalah :
- Untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.
- Untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein,
- Sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA,
- Serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

Nukleus merupakan organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih detil oleh ahli botani Skotlandia, Robert Brown pada tahun 1831.

Sitoplasma (Plasma Sel)
Merupakan plasma yang terdapat di dalam sel dan di luar nukleus atau dengan kata lain sitoplasma merupakan plasma yang terletak di antara membran plasma dan nukleus.

Sitoplasma dapat dibagi atas dua bagian, yaitu matriks yang disebut dengan sitosol dan berbagai macam organel. Sitosol merupakan substansi koloid. Air yang merupakan zat pelarut adalah komponen terbesar dari sitosol sehingga di dalam sitosol mudah terjadi reaksi kimia. Isi tidak larut sitoplasma termasuk organel dan sitoskeleton. Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.

Organel Sel
Struktur dengan ukuran mikro yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
1. Retikulum Endoplasma
adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).

Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplasma. Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.

Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
1. RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.

2. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.

3. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.

Dengan Kata lain bahwa RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
2. Ribosom
Ribosom ialah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.

3. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
4. Badan Golgi
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Permukaan badan golgi dibagi menjadi 2 yaitu cis-face dan trans-face. cis-face berhadapan langsung dengan retikulum endoplasma.


Skema transpor di dalam badan Golgi. 1. Vesikel retikulum endoplasma, 2. Vesikel eksositosis, 3. Sisterna, 4. Membran sel, 5. Vesikel sekresi.
Fungsi badan golgi:
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain
Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun dari clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan memutusnya.
COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae. beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.
COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.
terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam golongan GTP-ase. protein Rab memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan pada penggabungan membran.
5. Lisosom
Lisosom mencerna materi yang dimasukkan kedalam sel dan mendaur ulang materi dari pembuangan intraseluler. Selama fagositosis, sel mengurung makanan dalam vakuola. Vakuola makanan dan lisosom dan enzym hidrolitik mencerna makanan tersebut. Setelah hidrolisis, gula sederhana, asam amino dan monomer lain melewati membran lisosom untuk menuju ke dalam sitosol sebagai nutrien untuk sel tersebut. Dengan proses autofagi, lisosom mendaur ulang kandungan molekuler organel. RE dan Golgi umumnya bekerjasama dalam memproduksi lisosom yang mengandung enzym aktif.

MANAJEMEN PEMEBENIHAN IIKAN NILA

PEMBENIHAN IKAN NILA

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam usaha pembenihan :
I. Persiapan kolam
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam persiapan kolam meliputi :

1. Pengeringan
Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena produktivitas kolam yang sudah lama digunakan biasanya sudah menurun. Tujuan utama pengeringan adalah untuk memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah dasar kolam, serta membuang gas-gas beracun. Pengeringan ini juga untuk memudahkan dalam memperbaiki pematang, pengolagan tanah dasar, dan pembuatan kamalir. Pengeringan dilakukan selama 2- 5 hari pada saat musim kemarau. Sementara pada musim hujan terkadang sampai seminggu. Pengeringan dilakukan hingga tanah dasar tambak tampak retak-retak.

2. Perbaikan pematang
Pematang kolam diperbaiki untuk mempertahankan ketinggian air sehingga kesuburan kolam dapat terjaga. Selain itu, untuk mencegah benih terbawa arus air yang keluar kolam.

3. Pengolahan tanah dasar
Tanah merupakan bagian terpenting yang berpengaruh terhadap keadaaan kolam dan dapat dijadikan sarang untuk induk yang sedang dipijahkan. Oleh sebab itu, tanah dasar harus kedap air, struktur baik dan higienis. Tanah dasar yang kedap air akn mampu menahan air sehingga ketinggan air dapat dipertahankan. Struktur tanah yang baik dapat memperlancar proses penguraian bahan organik sehingga merangsang tumbuhnya pakan alami. Sementara higienis berarti tanah harus bebas dri gas-gas beracun seperti amoniak dn belerang. Untuk memenuhi hal trersebut, tanah dasar harus diolah dengan cara seluruh bagian tanah dasar dicangkul dan dibalik.

4. Pengapuran
Pengapuran dilakukan untuk manaikkan pH tanah dan dapat meningkatkan alkalinitas serta memberantas hama dan penyakit.

5. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk meyuburkan kolam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan dan dedaunan, serta pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat dengan komposisi bahan kimia tertentu.

6. Pengendalian hama dan pennyakit
Pengontrolan ikan harus dilakukan baik terhadap kondisi kolam maupun ikan. Rotifera merupakan salah satu pakan yang cocok karena memiliki ukuran yang lebih kecil dari bukaan mulut ikan dan bergizi tinggi. Agar rotifera dapat tumbuh dengan baik, kolam disemprotkan dengan insektisida yang diantaranya Basudin 60 EC dan Sumithion 50 ECdengan dosis 2-4 mg/l air. Setelah 2-4 hari setelah penyemprotan, rotifera akan mulai tumbuh yang dapat dilihat dari warna kolam yang hijau kecoklatan. Berarti kolam siap digunakan

II. Persiapan induk
Jenis kelamin pada ikan nila dapat dilihat dari tanda yang terdapat pada tubuh bagian luar, yaitu bentuk, warna dan alat kelamin. Jantan memiliki ciri-ciri:
t1. ubuh lebih tinggi dan lebih bulat.
2. warna lebih cerah.
3. ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
4. warna perut lebih gelap.
5. warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
6. memiliki alat urogenital 2 buah lubang yaitu : anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
7. perut bila distriping mengeluarkan cairan.

Sementara pada betina memiliki ciri-ciri :
1. bertubuh lebih rendah atau lebih memanjang.
2. memiliki 3 buah lubang urogenital yaitu : dubur, ubang pengeluran telur dan lubang urine.
3. warna perut lebih putih.
4. warna dagu lebih putih.
5. ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
6. serta perut bila distriping tidak mengeluarkan cairan.

Tanda-tanda induk jantan dan betina yang berkualitas baik adalah sehat, bentuk badan normal, sisik besar dan tersusun rapi, kepala relative lebih kecil dibanding badan, badan tebal, gerakan lincah, serta respon terhadap pakan tambahan.

III. Pemeliharaan induk
Induk dipilih dari kolam pemeliharaan induk secara terpisah antara jantan dan betina selama dua minggu. Pemeliharaan bertujuan untuk mencegah terjadinya pemijahan liar dan proses pematangan gonad berlangsung sempurna. Induk diberi pakan tambahan selain pakan alami yang telah tersedia dari hasil pemupukan berupa pellet yang mengandung 30-40% protein dengan kandungan lemak tidak lebih dari 3%. Setelah dua minggu, induk siap untuk dipijahkan.

IV. Pemijahan
Pemijahan dilakukan dalam kolam pemijahan. Kolam harus dipersiapkan dengan baik. Bila telah siap induk jantan dan betina dimasukkan secara bersamaan. Perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 3. Pemijahan biasanya berlangsung pada hari ketujuh setelah penebaran induk.

V. Penetasan Telur
Telur dierami oleh Induk betina yang biasanya pada saat mengerami telurnya biasanya tidak makan atau puasa. Telur dierami sampai menetas, dan akan keluar pada saat deierami selama 12 hari dan hanya sebagian dan akan berlangsung terus.

V. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah dikolam telah tampak banyak larva. Panen dilakukan pada saat pagi hari saat kandungan oksigen dalam air masih rendah. Karena larva akan naik pada permukaan kolam. Pemanenan dilakukan dengan ditangkap dengan menggunakan sekup net besar atau waring. Setelah ditangkap, larva dimasukkan kedalam ember dan ditampung dalam hapa yang halus yang dipasang pada kolam tersebut. Ada yang memanen larwa dengan ukuran 8-10 mm dan ada yang memanen larva pada ukuran 1-3 cm. Setelah itu, benih siap untuk dijual dengan melakukan pengepakan dengan plastik yang diisi dengan air dan oksigen atau dapat juga dilakukan pemeliharaan selanjutnya yaitu tahap pendederan sampai dengan pembesaran.

DAFTAR PUSTAKA
  • Arie, Usni, Pembenihan dan pembesaran Nila Gift, Penebar Swadaya, Jakarta, 2000.
  • Sucipto, Adi & R. Eko Priharto., Pembesaran Nila Merah Bangkok, Penebar Swadaya, Jakarta, 2005.
  • Prihatma, Kamal, Budidaya Ikan Nila, MenegristekBidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, http:/www.ristek.go.id. 12.15 wit, 19/9/08.

MOLUSKA (TIRAM MUTIARA)

MOLUSKA
2.2 KERANG-KERANGAN
TIRAM MUTIARA

Taksonomi dan Klasifikasi
Kerang mutiara adalah hewan yang bertubuh lunak atau moluska yang hidup dilaut, tubuhnya dilindungi oleh sepasang cangkang yang tipis dan keras, termasuk dalam lokasi Bivalvia dan Famili Pteriidae.

Kalsifikasi kerang mutiara :
Filum : Moluska
Kelas : Bivalvia
Sub kelas : Lamellabranchia
Ordo : Anysomyaria
Sub ordo : Pteriomorpha
Sub famili : Pteriidae
Genus : Pinctada
Spesies : Pinctada maxima

Morfologi dan anatomi
Memiliki sepasang cangkang, bentuknya pipih berwarna kuning kecoklatan. Kedua cangkang tersebut tidak memiliki cangkang sama bentuknya (ineguivalven), cangkang agak pipih sedangkan cangkang kiri cembung. Dibagian tengah dorsal sepasang cangkang dihubungkan oleh ligmen yang elastis serta adanya gigi engsel. Kedua cangkang memiliki otot yang liat dan kuat yang berfungsi untuk membuka dan menutup. Cangkang bagian dalam berwarna putih mengkilat atau disebut lapisan nacre (mother of pearly) pada bagian sentral. Lapisan nacrenya berwarna kuning emas (gold up). Di luar batas garis nacre (non nacreusbordes) berwarna coklat kehitaman.
Menurut Wada (1991) dalam Muzakkir, cangkang tiram mutiara terdiri dari tiga lapisan yaitu Periostrocum (lapisan luar) tipis, biasanya rapuh setelah tua, lapisan prismatic merupakan bagian utama cangkang dan lapisan nacreous yang merupakan lapisan induk mutiara yang berada dibagian dalam cangkang.

Syarat-syarat lokasi Budidaya Tiram mutiara
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya Tiram mutiara adalah :
1. Faktor alam
2. Sumber pencemaran
3. Keamanan
4. Sarana PendukunG
5. Faktor lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap lokasi budidaya Tiram mutiara yaitu :
a. Dasar perairan
Tiram mutiara cocok hidup pada lokasi perairan yang berkarang atau yang mengandung pecahan-pecahan karang, tidak cocok pada peraiarn yang berpasir.
b. Kedalaman
Tiram mutiara cocok hidup pada kedalaman air 15-20 m.
c. Arus air
Budidaya tiram mutiara cocok hidup pada yang terhadang pada arus yang kuat.
c. Salinitas
Salinitas budidaya tiram mutiara berkisar antara 32-35 ppt.
d. Suhu
Hidup pada suhu 28-300C.
e. Kecerahan
f. Kecerahan air pada kegiatan budidaya adalah 4,5-5,6 m.
g. pH (derajat keasaman)
h. Derajat keasaman sekitar 7,8-8,6.
i. Oksigen terlarut
j. Oksigen yang terlarut adalah 5,22-6,65 ml/L dengan rata-rata kebutuhan oksigen untuk metabolisme tiram adalah 4,8 mg/jam.

Jenis-jenis kerang mutiara yaitu :
1. Pinctada maxima
2. Pinctada margaritifera
3. Pinctada fucata
4. Pinctada penguin
5. Pinctada lentiginusa

Gambar anatomi kerang mutiara :
Keterangan :
1. Ventral
2. Anterior
3. Dorsal
4. Posterior







Anatomi dalam tubuh kerang mutiara :
Keterangan :
1. Mantel
2. Gonad
3. Otot
4. Insang
5. Mulut
6. Kaki
7. Bisus
8. Cangkang
9. Engsel
10. Lambung
11. Usus
12. Anus
13. Jantung
14. Bosis


Fungsi-fungsi organ tubuh pada tiram mutiara :
Menurut Mulyanto (1987)dalam Jacob, mengatakan garis besar anatomi Tiram mutiara ada 3 bagian utama yaitu kaki, mantel dan organ bagian dalam (viseeral mass).
Kaki
Kaki merupakan suatu organ tubuh yang elastis yang mudah bergerak dan berbentuk normal. Menurut Chan (1949) dalam Jacob, kaki berfungsi sebagai alat geraksewaktu muda hingga menemukana tempat yang cocok untuk menempel disamping itu kaki berfungsi sebagai alat pembersih kotoran yang menempel pada insang maupun mantelnya.
Pada kaki terdapat bisus yakni suatu bagian tubuh yang berbentuk seperti rambut/serat, berwarna hitam yang berfungsi untuk menempelkan diri pada suatu temapt (substrat).
Mantel
Mantel terdiri dari suatu selaput (intergumen) yang membungkus visceral mass. Mantel tergantung seperti tirai yang kedua, sisi organ tubuh terletak antara tubuh dan cangkang. Mantel merupakan jaringan yang dilindungi sel-sel epithelial dan dapat membungkus organ bagian dalam. Sel-sel epithel luar ini akan menghasilkan kristal kalsium karbonat (Caco3) dalam bentuk kristal aragonik yang lebih dikenal dengan nama lapisan mutiara.
Organ dalam (Visceral mass)
Bagian ini letaknya tersembunyi setelah mantel dan merupakan pusat aktivitas kehidupannya yang terdiri dari mulut, insang, susunan syaraf, alat perkembangbiakan, otot, lambung dan usus.
Insang mempunyai peranan penting dalam pernapasan dan pengumpulan makanan. Insang memiliki chilis ayang gerakannya menyebabkan iar masuk kerongga mantel melalui exhalent siphon. Makanan yang terbawa air diambil begitu pula oksigen diambil oleh darah yang tidak berwarna.
Mulutnya terletak disebelah atas yang bentuknya kecil dan terletak diantara lipatan labiel pulp. Kemudian mulut ini diikuti oleh aesephogus, perut, usus dan berakhir anus. Didalam usus yang terletak dekat denga perut dapat dilihat dengan adanya erystaline style yang mengandung enzim.
Jantung terdiri dari ventrikel dan 2 buah auricle yang terbungkus oleh pericardium dan terletak diantara otot daging penutup dan bagian kandungan. Engsel terletak pada pusat cangkang dan menyilang dari cangkang. Otot berfungsi untuk membuka dan menutup cangkang.




TUGAS : A VERTEBRATA HEWAN AIR

Fisiologi ikan (Pernapasan)

  • PERNAPASAN (RESPIRASI)

    Pernapasan adalah proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen tersebut dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan tekanan parsial O2 antara perairan dengan darah. Perbedaan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi ke dalam darah atau keluar melalui alat pernapasan.

    Alat Pernapasan
    a. Insang
    Pada hampir semua ikan, insang merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Tiap-tiap filamen insang terdiri atas banyak lamella yang merupakan tempat pertukaran gas. Struktur lamella terdiri atas sel-sel epitel yang tipis pada bagian luar, membran dasar, dan sel-sel tiang sebagai penyangga pada bagian dalam. Pinggiran lamella yang tidak menempel pada lengkung insang sangat tipis, ditutupi oleh epitelium dan mengandung jaringan pembuluh darah kapiler. Jumlah dan ukuran lamella sangat besar variasinya, tergantung tingkah laku ikan. Berikut adalah gambar ilustrasi insang.



    b. Paru-paru
    Paru-paru merupakan derivat gelembung renang. Pada ikan paru Australia Neocaratodus, paru-paru terletak di sebelah atas saluran pencernaan tetapi duktus pneumatikusnya terbuka ke arah bagian bawah dinding lambung. Sebaliknya, ikan paru Afrika Protopterus , sepasang paru-parunya terletak di sebelah bawah saluran pencernaan.

    Baik ikan paru Australia maupun Afrika memiliki keharusan menghirup oksigen dari udara. Karena itu, jenis ikan ini mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada kondisi sangat kering di lingkungannya.



    c. Alat Pernapasan Tambahan

    Selain insang atau paru-paru, beberapa jenis ikan memiliki alat pernapasan tambahan yang dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara. Contoh alat pernapasan tambahan pada ikan:
  • Arborescent organ pada ikan Lele Clarias sps, merupakan insang tambahan berbentuk pohon di bagian atas lengkung insang kedua dan ketiga, berfungsi mengambil oksigen dari atas permukaan air.
  • Kulit merupakan alat pernapasan tambahan pada ikan Blodok Periopthalmus dan Boleopthalmus, di samping itu penutup insang yang berkembang berlipat-lipat dan bagian dalamnya terdapat banyak pembuluh darah.
  • Labirinth, merupakan alat pernapasan tambahan pada ikan Betok Anabas testudineus
    Ikan-ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan mampu bertahan hidup dalam kondisi hypoxia, bahkan anoxia.
  • Divertikula, merupakan alat pernapasan tambahan pada ikan gabus.
    Berikut ini merupakan ilustrasi beberapa organ respirasi tambahan:



    2. Kelarutan Oksigen dalam Air

    Rendahnya jumlah Oksigen dalam air menyebabkan ikan atau hewan air harus:
  • Harus memompa sejumlah besar air ke permukaan alat respirasinya untuk mengambil O2, dan ini membutuhkan energi yang besar untuk memompa volume air yang besar
  • Menurunkan proporsi tekanan parsial (P O2) dari total oksigen yang digerakkan dalam air.
  • Menecegah penggunaan permukaan alat pernapasan yang sangat besar sehubungan dengan masalah osmoregulasi yang harus diatur.
  • Kelarutan Oksigen dalam air menurun dengan meningkatnya suhu mencapai nol pada air mendidih.
  • Kelarutan oksigen menurun dengan meningkatnya salinitas. Kelarutan oksigen pada air tawar lebih tinggi dibanding air laut pada suhu yang sama.

    3. Proses Pernapasan
    Proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4 tahap, yakni:
    Pertukaran udara melalui permukaan alat pernapasan
    Difusi Oksigen dan Karbonsioksida antara insang dan darah
    Transpor Oksigen dan Karbondioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel
    Pengaturan pernapasan

    a. Pertukaran udara melalui permukaan alat pernapasan
    Mekanisme pernapasan elasmobransi sedikit berbeda dengan teleostei.
    Pada Elasmobransi, mekanisme pernapasannya melalui tiga tahap. Pertama, inspirasi yaitu mulut terbuka, rongga mulut dan faring mengembang, rongga insang berkontraksi dan celah insang menutup sehingga air masuk ke dalam rongga mulut. Kedua, masih inspirasi yaitu mulut menutup, rongga mulut berkontraksi (menyempit), rongga insang mengembang, celah insang menutup dan air bergerak dari rongga mulut ke rongga insang. Ketiga, ekspirasi yaitu mulut menutup, rongga mulut berkontraksi dan celah insang terbuka, saat itu air akan ke luar dari insang melalui celah insang.
    Pada Teleostei, pernapasan meliputi dua tahap. Pertama, inspirasi yaitu rongga mulut terbuka, rongga bukofaring dan rongga insang mengembang, air masuk melalui mulut. Kedua, ekspirasi yaitu mulut menutup, rongga bukofaring dan rongga insang menyempit, celah insang terbuka dan air nergerak dari rongga mulut ke rongga insang kemudian keluar melalui celah insang. Pada saat inspirasi, oksigen berdifusi ke permukaan alat pernapasan sedangkan saat ekspirasi karbondioksida dilepaskan.

    Berikut ilustrasi proses pertukaran udara pada alat pernapasan ikan:









    b. Difusi Oksigen dan Karbonsioksida antara insang dan darah
    Difusi adalah pergerakan gas dari media berkonsentrasi tinggi ke media berkonsentrasi rendah.
    Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi gas:
    Ø Perbedaan tekanan, bergerak dari tekanan konsentrasi tinggi ke tekanan konsentrasi rendah
    Ø Daya larut gas dalam cairan, makin besar daya larut gas makin besar jumlah molekul yang tersedia untuk berdifusi pada perbedaan tekanan tertentu
    Ø Luas penampang lintang cairan, makin besar luas penampang makin besar jumlah molekul yang berdifusi
    Ø Jarak yang harus ditempuh oleh gas yang berdifusi, makin jauh jarak yang ditempuh maka makin besar waktu yang diperlukan molekul untuk menempuh jarak tersebut
    Ø Berat molekul gas, makin besar molekul gas makin lama waktu yang dibutuhkan untuk berdifusi
    Ø Suhu cairan, makin tinggi suhu difusi gas semakin cepat

    c. Transpor oksigen dan Karbondioksida

    Bila oksigen telah berdifusi dalam darah insang, oksigen tersebut ditranspor dalam gabungan dengan haemoglobin ke kapiler darah tempatnya dilepaskan untuk digunakan oleh sel. Pergerakan oksigen tersebut disebabkan adanya perbedaan tekanan dimana tekanan parsial (P O2) di dalam insang lebih besar dari P O2 kapiler darah insang sehingga oksigen akan berdifusi dari insang ke kapiler darah insang, kemudian ditranspor lagi melalui sirkulasi ke jaringan perifer.
    Transpor karbon dioksida tetap dapat berlangsung meskipun dalam kondisi abnormal, dan keberadaannya dalam darah erat hubungannya dengan asam basa cairan tubuh. Karbon dioksida berperan sebagai buffer bikarbonat untuk mencegah acidosis atau alkalosis. Dalam sel jaringan, karbondioksida terbentuk sebagai hasil reaksi antara oksigen dan makanan yang selanjutnya masuk ke kapiler darah dan kembali ke insang. Berikut adalah ilustrasi prose transpor karbondioksida dalam darah.


    Di samping bereaksi dengan air, karbondioksida juga bereaksi dengan haemoglobin namun karbondioksida menurunkan kapasitas oksigen.



    Peranan Hb

    1. Penting untuk transpor oksigen ke jaringan
    2. Sistem buffer oksigen, yaitu mempertahankan P O2 yang konstan dalam jaringan

    e. Pengaturan pernapasan
    Tujuan akhir dari pernapasan adalah untuk mempertahankan secara tepat konsentrasi Oksigen, Karbondioksida dan ion hidrogen dari dalam tubuh

    4. Kebutuhan Oksigen
    Dipengaruhi oleh:
    ü Umur, Semakin tua suatu organisme laju metabolisme(kebutuhan oksigen) semakin rendah
    ü Ukuran, semakin besar organisme semakin banyak oksigen yang dibutuhkan
    ü Aktivitas, semakin aktif organisme maka kebuthan oksigen akan semakin meningkat